19 Desember, 2019

K.H. Q AHMAD SYAHID, ULAMA BERSUARA MERDU


K.H. Q AHMAD SYAHID, ULAMA BERSUARA MERDU

KH. Q Ahmmaad Syahid Lahir di Cicalengka pada tanggal 9 januari 1945 dari pasangan KH. Mohammad Soleh dan Hj Rokayah. Beliau anak pertama dari enam bersaudara. KH. Q Ahmad Syahid dibesarkan dalam keluarga yang agamis, syarat dengan nilai-nilai Islam. beliau dibesarkan di kalangan keluarga ajengan, masa kecil KH. Q Ahmad Syahid dilewati dengan penuh kesederhanaan tapi dari kesederhanaan inilah timbul suatu keinginan untuk terus memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan terlebih lagi dalam ilmu pengetahuan keagamaan.

Sanad Keilmuan

KH Ahmad Syahid mengambil jalur keilmuan kepada sejumlah ulama, antara lain: pertama kepada KH Mohammad Sholeh (ayah beliau) dan KH Mohammad Ishaq. Lalu kepada KH Mohammad Toha (Fiqih), KH Mu’thi (Bahasa Arab), KH Ma’mun Bakri (Qiro’atul Qur’an), KH Syuja’i (Balaghoh), KH Mohammad Siroj, (Qiro’atul Qur’an), dan Syaikh Muhammad Nazdim (Tarekat Naqsabandiyah). Beliau juga sempat berguru kepada Sayyid Alwi Al-Maliki di Mekkah.

Dengan sanad keilmuan yang kuat khususnya di bidang qiraatul Qur’an, tak heran jika santri-santrinya juga banyak yang menjadi tokoh dan tidak sedikit pula yang juga sudah memiliki pesantren. Sudah selayaknyalah jika kiprah panjang beliau menjadi suri tauladan para santri dan pendakwah.

Riwayat hidup beliau

Sejak masa kecil kecerdasan KH. Q Ahmad Syahid memang sudah nampak, selain beliau mudah menyerap ilmu-ilmu yang telah dipelajarinya, beliau pun memilki ketekunan dan keuletan untuk terus menggali ilmu secara otodidak, tak heran KH. Q Ahmad Syahid memilki nilai lebih dari sudut keilmuan lebih dibanding dengan teman-teman sebayanya. Kecerdasan yang dimiliki KH. Q Ahmad Syahid mulai diasah sejak mulai keluar SD dengan terus mengasah kemampuan yang dimilikinya dan mengembankan pengetahuan yang didapatkannya dengan cara mengajar baik itu secara formal melalui pendidikan Diniyah ataupun nonformal melalui pengajian-pengajian dirumah.

Dakwah pada dasarnya merupakan kegiatan penyampaian pesan agama Islam, ada banyak cara atau metode yang dapat dilakukan untuk penyampaian proses pesan dakwah ini, salah satunya melalui pendidikan keagamaan dengan cara kegiatan belajar mengajar. Dan berawal dari kegiatan belajar mengajar inilah pergerakkan dakwahnya dimulai, bahkan kegiatan ini terus dilakukannya hingga sekarang, dan memang terbukti hasilnya terus berkembang. Keaktifan KH. Q Ahmad Syahid dalam penyebaran ilmu keagamaan terus dikembangkannya, mulai dengan mengikuti pengajian baik dirumah maupun madrasah.

Terlibatnya K.H Q Ahmad Syahid dalam bidang keagamaan sampai pada saat ini terus berkembang, itu tidak lain dan tidak bukan memang didorong atas keinginan sendiri, istilahnya K.H Q Ahmad Syahid mempunyai minat yang cukup besar untuk bisa mengembangkan dakwah Islam. selain itu juga ditunjang dengan bakat yang dimiliki yang dapat mempermudah untuk terus menggali ilmu keagamaan, kedua faktor ini merupakan faktor yang sangat urgen yang ada pada diri seseorang. Selain kedua factor tersebut, ada juga factor yang cukup mempengaruhi untuk keberhasilan seseorang, yaitu dukungan dari orang tua untuk mendukung minat dan bakat yang dimilki untuk terus dikembangkan sehingga bisa menjadi seorang mubaligh yang professional.

K.H Q Ahmad Syahid hidup dalam cukup yang sederhana, tapi kesederhanaan tidak membatasinya untuk terus menggali ilmu pengetahuan, beliau tetap bersemangat untuk terus belajar dan belajar sehingga bisa mengajarkannya kembali kepada orang lain, inilah intinya yang disebut dengan Dakwah, mengajak kembali orang lain dengan ajaran-ajaran Islam. Kesederhanaan membuat K.H Q Ahmad Syahid membuatnya giat untuk dapat mewujudkan apa yang menjadi impiannya.

Ada hal yang unik dan menarik dari keinginan orang tua K.H Q Ahmad Syahid, mereka tidak mendukung anak-anaknya untuk memasuki jalur pendidikan formal yang bersifat umum, tapi mereka sangat mendukung anak-anaknya untuk menempuh jalur pendidikan keagamaan, maka dari itu mereka terus mendukung kegiatan K.H Q Ahmad Syahid yang bersifat keagamaan, misalnya dengan mengikuti pengajian-pengajian.

Hal ini membuktikan selama keluar dari pendidikan formal, keluar Sekolah Dasar, tidak menghentikannya untuk terus menggali ilmu pengetahuan, memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan. Bahkan karena ketekunan dan keuletan yang dimilkinya tetap bisa mengimbangi teman-temannya yang menempuh jalur pendidikan formal, ketika memasuki kembali pendidikan formal, pengetahuan yang dimilkinya dari belajar secara otodidak melebihi dari mereka yang duduk dibangku sekolah, inilah bukti kecerdasan yang dimilki K.H Q Ahmad Syahid dari masa kecil hingga beliau wafat

Wafat

Nahdlatul Ulama dan jejaring pesantren Jawa Barat kembali kehilangan salah seorang tokoh penting. KH Q Ahmad Syahid bin Kiai Sholeh, pendiri dan pengasuh Pesantren Al-Falah Cicalengka, wafat pada Sabtu, 5 Agustus 2017, jam 18.15 WIB di rumah sakit AMC Cileunyi. Kepergian kiai yang lahir pada 9 Januari 1945 ini sangat mengagetkan karena pada hari-hari sebelumnya masih mengikuti kegiatan pesantren sebagaimana biasa. Juara MTQ pertama di Ujung Pandang tahun 1968 ini, masih sempat berfoto memakai medaliHonorary Police dari Kapolda Jabar. Almarhum meningglkan seorang istri (Hj. Euis Kultsum) dan 8 orang putera-puteri.

“Almarhum adalah sosok yang lengkap, orangtua, guru dan pengayom bagi santri dan masyarakat. Dalam struktur NU beliau adalah tokoh yang sangat berwibawa,” ujar Ketua PWNU Jabar KH Hasan Nuri Hidayatullah. “Kontribusinya untuk negeri ini, khususnya Jawa Barat, sangat signifikan terutama dalam pembangunan mental dan aqidah,” lanjut Gus Hasan. Alfatihah

Sumber :
* Pesantren Al-Falah Cicalengka
* Diceritakan oleh PWNU Jabar KH Hasan Nuri Hidayatullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar